Monday, August 17, 2009

Kaulah cinta dalam hidupku

@April Lie
Kau adalah cinta dalam hidupku.
Kau adalah alasan untuk aku hidup.
Aku ingin mengatakan padamu,
waktu pertama kali bertemu denganmu,
Aku tahu kaulah cinta dalam hidupku.
Saat kamu datang dan menyelamatkan diriku.
Aku menyadari benar2 bahwa aku sangat membutuhkanmu.
Aku janji selamanya sampai di hari ajalku.
Kamulah cinta dalam hidupku.

Kaulah api dalam hidupku.
Api yang membakar semangat hidupku.
Dan kuingin katakan padamu.
Saat pertama bertemu denganmu.
Kau telah membakar seluruh jiwaku.
Kau datang dan mengalirkan darah ke seluruh nadiku.
Aku sadar tanpamu, takkan sempurna lagi hidupku.
Aku janji selamanya aku mencintaimu.
Apabila ajal terlebih dulu menjemput diriku,
di pintu surga aku kan setia menunggu.

Sunday, August 16, 2009

You're A Song In My Heart

@April Lie
Kau adalah nyanyian di dalam hatiku.
Untaian bunga mekar indah berseri.
Kau adalah lagu dalam hidupku.
Kenangan indah yang mengalir jadi sungai.

Merindukan nyanyian di dalam hatiku.
Bukan hanya sekedar kenangan.
Dalam hidupku tak kan kulepaskan lagu ini.
Walau apapun yang akan terjadi.

Kuingin bertanya padamu.
Di hatimu adakah cinta untukku.
Jika kau tetap diam membisu.
Aku akan terus menunggu,
sampai akhir denyut nadiku.

Monday, January 22, 2007

Masa lalu

Ber-tahun2 yang lalu, waktu pertama kali bertemu dia, aku begitu tertarik dan suka padanya, aku pun mulai mengejarnya.
Bagiku dia begitu cantik(sampai hari ini pun begitu).
Aku senang sekali saat berada di dekatnya, dan begitu rindu dan menderita saat jauh dari dia. Aku merasa akan sangat bahagia kalau bisa memiliki dia selamanya. Aku begitu mencintainya(?) dan rela menyerahkan semua milikku(?), untuk membahagiakan(?) dia.
Tapi apa yang terjadi adalah sebaliknya. Aku tidak bahagia dan tidak bisa membuat dia bahagia. Kami berdua menderita. Kenapa?

Ternyata, aku hanya mencintai diriku sendiri. Aku senang saat berada di dekatnya, itu adalah kesenanganku. Apakah dia juga senang? Apakah aku memikirkan dan mengikuti kesenangan dia? Kalau iya pun, itu untuk memenuhi keinginanku bisa memiliki dia satu saat.
Aku rindu dan menderita saat jauh dari dia. Apakah itu pertanda cinta? Itu hanya karena keinginan(rindu) untuk mengulangi kesenanganku berada di dekat dia, dan menderita karena belum terpenuhinya keinginan itu.
Aku tidak bahagia, karena tidak memiliki dia seperti yang ada dalam ilusiku. Dia adalah wujud nyata dengan ego2nya, bukan robot, bukan khayalan dan ilusi siapa pun juga, yang bisa mengikuti semua keinginan dan kesenangan kita seenaknya.
Sebaliknya pun demikian. Dia tidak bisa mendapatkan aku seperti yang ada dalam khayalannya. Aku yang ingin memberikan semua milikku, ternyata masih menyisakan ego2 dan prinsip2 khayalanku.

Kini dia telah pergi untuk mengejar khayal dan mimpi, yang tak pernah dia dapatkan dariku.

Saturday, December 23, 2006

Bukan Milikku

ilusi

Kenapa? kita dilahirkan, kalau hanya untuk menuju kematian.
Kenapa? kita harus memiliki, kalau kita akan kehilangan.
Kenapa? kita kejar kebahagiaan, kalau itu kulit yang berisi penderitaan.
Kenapa? kita harus bertemu, kalau hanya untuk mengucapkan kata selamat berpisah.

Oleh keinginan memiliki dan ingatan akan kesenangan yang pernah aku dapat, telah menyebabkan kelahiranku ini. Tapi apa yang aku dapat adalah derita yang ingin aku lupakan dan tidak ingin aku ingat.
Aku merasa akan bahagia kalau berhasil memiliki apa yang aku inginkan, tetapi malah penderitaan yang datang lebih dulu saat mulai mengejar, barulah kesenangan itu menyusul saat aku mendapatkan apa yang aku inginkan. Rasa senang itulah yang aku kira adalah kebahagiaan. Rasa senang itu hanya sekejab pada awalnya saja, lalu penderitaan mulai mengikuti dengan perlahan tanpa aku sadari. Kesenangan itu hanyalah pada awal saat aku mendapatkan, bukan pada apa yang telah aku dapat.
Keinginan tidak pernah terpuaskan dalam memiliki, tetapi menuntut untuk terus menikmati kesenangan dalam mendapatkan sesuatu. Saat memiliki sesuatu, yang ada hanyalah kekhawatiran akan kehilangan, aku menderita dalam menjaganya dan menjadi penderitaan yang sesungguhnya saat itu benar2 hilang. Tak ada sesuatu apapun yang bisa selamanya aku miliki, semuanya akan hilang saat kematian datang menjemput.
Lalu? Haruskah aku terlahir kembali untuk memenuhi keinginan memiliki sesuatu yang tak akan pernah benar2 menjadi milikku, sesuatu yang selalu akan hilang lagi, dan mengulangi penderitaan ini? Tidakkah lebih baik dari sekarang, aku lepas saja keinginan2 untuk memiliki, juga harapan2 akan kebahagiaan, dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia?

Halo

Apa kabar,
enjoy kah, hari ini?