ilusi
Kenapa? kita dilahirkan, kalau hanya untuk menuju kematian.
Kenapa? kita harus memiliki, kalau kita akan kehilangan.
Kenapa? kita kejar kebahagiaan, kalau itu kulit yang berisi penderitaan.
Kenapa? kita harus bertemu, kalau hanya untuk mengucapkan kata selamat berpisah.
Oleh keinginan memiliki dan ingatan akan kesenangan yang pernah aku dapat, telah menyebabkan kelahiranku ini. Tapi apa yang aku dapat adalah derita yang ingin aku lupakan dan tidak ingin aku ingat.
Aku merasa akan bahagia kalau berhasil memiliki apa yang aku inginkan, tetapi malah penderitaan yang datang lebih dulu saat mulai mengejar, barulah kesenangan itu menyusul saat aku mendapatkan apa yang aku inginkan. Rasa senang itulah yang aku kira adalah kebahagiaan. Rasa senang itu hanya sekejab pada awalnya saja, lalu penderitaan mulai mengikuti dengan perlahan tanpa aku sadari. Kesenangan itu hanyalah pada awal saat aku mendapatkan, bukan pada apa yang telah aku dapat.
Keinginan tidak pernah terpuaskan dalam memiliki, tetapi menuntut untuk terus menikmati kesenangan dalam mendapatkan sesuatu. Saat memiliki sesuatu, yang ada hanyalah kekhawatiran akan kehilangan, aku menderita dalam menjaganya dan menjadi penderitaan yang sesungguhnya saat itu benar2 hilang. Tak ada sesuatu apapun yang bisa selamanya aku miliki, semuanya akan hilang saat kematian datang menjemput.
Lalu? Haruskah aku terlahir kembali untuk memenuhi keinginan memiliki sesuatu yang tak akan pernah benar2 menjadi milikku, sesuatu yang selalu akan hilang lagi, dan mengulangi penderitaan ini? Tidakkah lebih baik dari sekarang, aku lepas saja keinginan2 untuk memiliki, juga harapan2 akan kebahagiaan, dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment