Ber-tahun2 yang lalu, waktu pertama kali bertemu dia, aku begitu tertarik dan suka padanya, aku pun mulai mengejarnya.
Bagiku dia begitu cantik(sampai hari ini pun begitu).
Aku senang sekali saat berada di dekatnya, dan begitu rindu dan menderita saat jauh dari dia. Aku merasa akan sangat bahagia kalau bisa memiliki dia selamanya. Aku begitu mencintainya(?) dan rela menyerahkan semua milikku(?), untuk membahagiakan(?) dia.
Tapi apa yang terjadi adalah sebaliknya. Aku tidak bahagia dan tidak bisa membuat dia bahagia. Kami berdua menderita. Kenapa?
Ternyata, aku hanya mencintai diriku sendiri. Aku senang saat berada di dekatnya, itu adalah kesenanganku. Apakah dia juga senang? Apakah aku memikirkan dan mengikuti kesenangan dia? Kalau iya pun, itu untuk memenuhi keinginanku bisa memiliki dia satu saat.
Aku rindu dan menderita saat jauh dari dia. Apakah itu pertanda cinta? Itu hanya karena keinginan(rindu) untuk mengulangi kesenanganku berada di dekat dia, dan menderita karena belum terpenuhinya keinginan itu.
Aku tidak bahagia, karena tidak memiliki dia seperti yang ada dalam ilusiku. Dia adalah wujud nyata dengan ego2nya, bukan robot, bukan khayalan dan ilusi siapa pun juga, yang bisa mengikuti semua keinginan dan kesenangan kita seenaknya.
Sebaliknya pun demikian. Dia tidak bisa mendapatkan aku seperti yang ada dalam khayalannya. Aku yang ingin memberikan semua milikku, ternyata masih menyisakan ego2 dan prinsip2 khayalanku.
Kini dia telah pergi untuk mengejar khayal dan mimpi, yang tak pernah dia dapatkan dariku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment